kulifarm - Mengolah Limbah Menjadi Berkah

Sumbawa Barat, sumbawanews.com – Babinsa Koramil 1628-02/Sekongkang kunjungi Kelompok Usaha Lestari atau biasa di Kenal dengan Kuli Farm, yang sejak beberapa tahun ini melakukan pengolahan limbah organik menjadi pakan alternatif unggas dan pembuatan Kompos, yang berlokasi di Desa Benete, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Rabu (05/07). Kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya Babinsa dalam mendukung pelestarian lingkungan dalam pengolahan limbah organik dan peningkatan ekonomi.

Sertu Herman Efendi, dalam kesempatan diskusi di lokasi pengolahan limbah organik tersebut menyampaikan apresiasi dan dukungan  terkait pengolahan limbah organik yang ada saat ini. “Ini sebuah inovasi yang bagus, selain bisa membantu mangatasi masalah sampah organik, kegiatan tersebut ada nilai pemberdayaan dan tentunya ada nilai tambah dari sisi ekonomi. Yang awalnya limbah atau sampah ini bisa menjadi sebuah berkah,” ungkapnya.

Selain memberikan apresiasi, Sertu Herman Efendi, juga membantu membagikan informasi terkait produk dari kuli farm berupa maggot kering dan juga pupuk kompos.

Sementara itu, alimuddin selaku owner dari Kuli Farm mengungkapkan rasa terima kasih kepada Babinsa Desa Benete, Koramil 1628-02/Sekongkang. “Ini suatu kehormatan bagi kami dan memberikan motivasi tersendiri bagi kami. Dengan adanya dukungan dari pihak militer. Ini artinya semakin banyak yang peduli terhadap lingungan. Khusnya pengolahan limbah organik,” tutur ali, sapaan akrapnya. Saat ini pihaknya mengambil sampah organik dari rumah makan yang ada di kecamatan Maluk.

Dalam kunjungan dan diskusi tersebut Ia, juga menyampaikan beberapa tantangan selama melakukan pengolahan Limbah Organik Menggunakan Larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF). “Jadi produk kami saat ini ada dua jenis, yang pertama Maggot Fress nya kita gunakan sebagai kebutuhan ternak unggas kami sendiri. Kemudian produk yang kedua berupa pupuk kompos. Ini yang kami lagi cari perusahaan yang membeli. Pupuk komposnya bagus bagi tanaman,” jelasnya.

 

Sumber : https://sumbawanews.com/berita/babinsa-koramil-1628-02-sekongkang-kunjungi-pengolahan-limbah-organik-kuli-farm-di-desa-benete/

Mataram, sumbawanews.com – Dalam rangka menambah keterampilan pada kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) wilayah balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) dan Balai Taman Nasional Matalawa, Nusa Tenggara Barat. Kuli farm berkolaborasi dengan Maggot Ugotin Lombok, untuk mengisih acara yang diselengarakan oleh Balai Pengendalian Perubahan Iklim wilayah Jawa Bali Nusat Tenggara.

“Kami diminta mengisih acara tersebut, agar memberikan wawasan dan keterampilan baru, bagi rekan-rekan kelompok Masyarakat Peduli Api, khususnya dibudidaya maggot” ungkap alimuddin, owner kuli farm, Senin (26/06).

Diharapkan dengan pelatihan budidaya Maggot bisa mengolah limbah organik yang ada disekelilingnya. Dimana produk dari maggot nantinya bisa dijadikan pakan alternatif dan pupuk kompos. “Jadi produk yang dihasilkan dari budidaya maggot nantinya, bisa dijadikan alternatif pakan ikan dan ayam. Sementara sisa dari maggot itu sendiri bisa dijadikan pupuk kompos yang bagus bagi tanaman. Dan kedepannya bisa bernilai ekonomis,” jelasnya.

Kegitan yang berlansung di Taman Wisata Alam Suranadi Lombok Barat tersebut diikuti oleh 30 peserta yang terbagi menjadi empat wilayah yang ada di pulau lombok.

Dalam kesempatan tersebut juga, peserta pelatihan mendapat kesempatan untuk melihan dan mencoba panen telur maggot secara langsung. Sekaligus kelompok mendapatkan wadah untuk penetasan telur dari lalat BSF.

“Empat kelompok tersebut mendapatkan alat dan bahan untuk di bawah pulang. Alat dan bahan tersebut bisa dimanfaatkan. Minimal rekan-rekan peserta bisa mengamati prosesnya,” jelas ali.

Pada kesempatan tersebut juga hadir Anis Susanti Aliati, S.Hut., M.Si. selaku Kepala Subdit Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. I Nengah Sudiarta, SH. Polhut Akhli Madya. M. Wahid Dody K, S.Si., M.Si. Selaku Kabid Damkarmat, BPBD Provinsi NTB.

 

Sumber : https://sumbawanews.com/berita/kuli-farm-dan-ugotin-kolaborasi-pada-pelatihan-peningkatan-kapasitas-kelompok-mpa/

Taliwang, kulifarm.com – Sebagai bentuk partisipasi dalam memberikan solusi atas permasalahan yang ada di daerah, Kuli Farm mengirimkan satu tim dalam Lomba Anugerah Inovasi. Kegiatan di selenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida), Kabupaten Sumbawa Barat tahun 2023.

“Lomba ini sebagai bentuk partisipasi kecil kami dalam mengatasi masalah dan memberi solusi atas masalah yang dialami,” ungkap alimuddin, Jum’at (23/6/2023)

Dalam kegiatan anugerah inovasi kali ini mengangkat judul Biokonversi Limbah Organik Menjadi Pakan Alternatif Menggunakan Larva dari Black Soldier Fly (BSF).

“Jadi dari berbagai jenis lalat yang ada. Ternyata ada satu jenis lalat ciptaan Tuhan yang bermanfaat untuk mengatasi masalah sampah sampah organik. Khususnya sampah organik basah,” tuturnya.

Lanjutnya, lalat dari jenis BSF ini memang di budidaya secara khusus dan disiapkan tempat berkembang biak. Saat siklus atau fase menjadi larva, pada masa itulah dimanfaatkan untuk mengatasi masalah sampah organik yang ada.

“Larva dari jenis Black Soldier Fly (BSF) inilah yang kita manfaatkan skilnya untuk mengolah sampah. Karena Larva ini sangat rakus memakan sampah organik basah,” jelasnya.

Kegiatan Biokonversi Limbah Organik Menjadi Pakan Alternatif Menggunakan Larva dari Black Soldier Fly. Memiliki berbagai manfaat salah satunya bisa mengurangi sampah yang terbuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Manfaat lain yang bisa kita dapatkan adalah Larvanya bisa kita jadikan pakan. Baik pakan ikan maupun unggas,” paparnya.

Sementara itu Camat Maluk melalui, Sekretarisnya Heru Sudriansyah,M.Pd mengungkapkan, kegiatan yang berlangsung satu tahun sekali ini berharap perwakilan dari Kecamatan Maluk bisa memberikan yang terbaik.

“Kali ini Kecamatan Maluk mengirim satu perwakilan untuk kategori Masyarakat Umum. Kami pemerintah kecamatan mendukung dan memberikan suport penuh kepada kuli farm dalam lomba ini, semoga bisa memberikan hasil terbaik dalam lomba dan bisa berdampak positif bagi warga maluk, serta memberikan solusi terbaik terkait penanganan sampah khususnya di wilayah lingkar tambang”, tutupnya.

 

Sumber : https://sumbawanews.com/berita/kuli-farm-kecamatan-maluk-kirim-tim-lomba-anugerah-inovasi-daerah-tingkat-kabupaten/

Kulifarm.com – Juara harapan 1 berhasil diraih oleh Kuli Farm dalam lomba Teknologi Tepat Guna Tingkat Kabupaten tahun 2023, Rabu 21 Juni 2023. Dalam kesempatan lomba tersebut kuli farm mengangkat judul Biokonversi Limbah Organik Menjadi Pakan Alternatif.

“Jadi ada sebuah bak yang dimodifikasi untuk mengolah limbah organik seperti sampah dapur yang terdiri dari sisa makanan dan juga buah,” jelas alimuddin.

Lanjudnya, sampah organik yang di biokonversikan menggunakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) nantinya akan dijadikan sebagai pakan alternatif untuk Ikan dan juga Unggas. “Selain bermanfaat dari segi lingkungan, kita juag bisa mendapatkan pakan alternatif. Produk yang dihasilkan adalah berupa Maggot untuk pakan Ayam dan Limbah dari Maggot itu sendiri bagus untuk dijadikan pupuk kompos yang baik bagi tanaman,” paparnya.

Menurut ali panggilan akrapnya, dengan kegiatan Biokonversi Limbah Organik Menjadi Pakan Alternatif ini bisa membantu mengatasi dua masalah. Masalah yang pertama adalah terkait masalah lingkungan, dengan adanya pengolahan limbah organik tersebut sampah berkurang yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Masalah yang kedua adalah harga pakan tiap tahun naik, dengan kegiatan tersebut setidaknya bisa mendapatkan pakan alternatif yang bisa mengurangi biaya pakan pada peternak. Baik peternak Unggas atau budidaya Ikan.

“Jadi dalam satu kegiatan ada dua masalah yang bisa ditangani, pertama terkait masalah sampah itu sendiri dan kedua masalah pakan. Ini kita sebut dengan konsep sirkular ekonomi,” jelasnya.

Sementara itu, H. Abdul Muthalib, S.Pd, M.M, selaku sekertaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Sumbawa Barat mengungkapkan kegiatan teknologi tepat guna tersebut diharapkan bisa dimanfaatkan bagi masyarakat dan orang banyak.

“Kegitan ini bukan saja untuk mencari sekedar gelar juara, tetapi bagaimana teknologi atau alat yang di hasilkan oleh bapak ibu ini bisa berfaedah dan bisa dimanfaatkan untuk mengatasi masalah yang ada saat ini,” jelasnya.

 

Sumber : https://sumbawanews.com/berita/kuli-farm-juara-harapan-1-dalam-lomba-teknologi-tepat-guna-tingkat-kabupaten/

Taliwang, sumbawanews.com – Melalui Sosialisasi Program Kampung Iklim, Kamis (25/05) Kuli Farm mengajak pemerinta Desa untuk ambil bagian dalam pengolahan limbah organik di lingkungan masing-masing. Sekligus untuk menarik minat dan mengkampanyekan pengolahan limbah organik menggunalan larva dari Black Soldier Fly (BSF).

“Untuk pengolahan limbah organik rumah tangga, kita bisa mulai dari skala terkecil. Memilah sampah organik dan mengolah menggunakan larva dari BSF tersebut,” ungkap alimuddin, Owner dari Kulifarm, saat menjadi narasumber dalam kegiatan Desa Sadar Iklim yang diadakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa Barat di Aula Sekertaris Daerah.

Menurutnya, berdasarkan data nasional sampah organik mencapai 60 persen dari data nasional. Sementara pemanfaatan atau yang mengelolah sampah organik sangat minim dibandingkan dengan pengelolaan sampah Anorganik.

“Dikecamatan Maluk saja yang hanya lima desa, pengepul sampah anorganik seperti botol air mineral, plastik dan emberan itu ada enam pengepul atau pemanfaatannya. Sementara untuk sampah organik hampir tidak ada sama sekali,” ungkap pemuda asal lingkar tambang tersebut.

Pengolahan limbah organik menggunakan larva dari lalat BSF memiliki beberapa manfaat. Selain dapat mengurai sampah dengan metode ini pengolahan dapat dilakukan skala rumahan tergantung dari volume sampah yang ingin dikelola.

“Untuk 1 meter persegi biopon bisa dimasukan 5 gram telur BSF, dan mampu mengurai sampah lebih kurang 75Kg,” jelas Ali.

Adapun produk dari hasil biokonversi limbah organik mengunakan BSF ini bisa dijadikan pakan alternatif bagi unggas dan ikan. “Selain sebagai pakan unggas dan ikat, residu dari proses biokonversi ini bisa dijadikan pupuk kompos yang bagus bagi tanaman,” lanjutnya dalam pemaparan materi.

Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup serta upaya mitigasi dan adaptasi akibat dampak perubahan iklim, tersebut juga di isi oleh narasumber dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tengga Barat, Ibu Suraya Fitriyati W, ST. M.Si. Dan juga narasumber dari perwakilan BPPI Jawa Bali Nusra, Nurhayati. Dan dihadiri oleh kepala desa, ketua BPD dan Juga Perwakilan pihak kecamatan. (Alie/Using)

Sumber : https://sumbawanews.com/berita/kulifarm-kampanyekan-pengolahan-limbah-organik-dari-larva-bsf/

Taliwang - Masih minimnya pengolahan limbah organik yang ada di wilayah tempat tinggalnya, Kuli Farm yang merupakan peternakan terintegrasi terus mengkampanyekan pengolahan limbah organik menggunakan larva dari Black Soldier Fly (BSF).
 
"Saat ini kita baru membuang sampah pada tempat. Membuang sampah pada bak sampah kemudian berahir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), kita masih minim untuk mengolah limbah organik. Jika kita mau mengelola dengan cara yang tepat maka akan memberikan nilai tambah", uangkap alimuddin senin (20/03/2023) dalam kegiatan lomba teknologi tepat gunaka tingkat kabupaten Sumbawa Barat.
 
 
Menurutnya, pengolahan limbah organik menggunakan teknologi bio konversi larva dari lalat BSF tersebut memiliki beberapa keuntungan salah satunya waktu yang singkat untuk mengurai sampah organik. 
"Hanya membutukan waktu beberapa jam saja untuk mengurai sampah organik limbah rumah tanggal, tergantung dari banyak larva bsf dan ukuran dari limbah organiknya", paparnya saat lomba berlangsung.
 
Selain itu, manfaat dari teknologi bio konversi menggunakan larva BSF tersebut ada dua produk yang akan dihasilkan. Produk pertama adalah Magot atau larva segar yang bisa digunakan untuk pakan alternatif unggas dan juga ikan. Yang kedua adalah residu dari Magot tersebut bisa dijadikan Pupuk Kompos Organik. 
"Jadi Dobel keuntungan yang kita dapat bidang peternakan dan juga pertanian, Magotnya untuk pakan ternak kemudian sisa makanan magotnya bisa dijadikan pupuk untuk tanaman", jelasnya.
 
Dalam kesempatan itu juga Ia menunjukan wadah berubah bak yang bisa digunakan mengelolah sampah organik skala rumah tanggal. 
"Jadi bagi Bapak/ibu yang ingin mengelolah limbah organik skala rumah tangga bisa mencoba mengunakan wadah yang sudah dimodifikasi seperti ini, nanti saya yang akan siapkan larva bsfnya,"tutupnya.
 
Sumber : https://insidentb.com/2023/03/20/gunakan-teknologi-bio-konversi-kuli-farm-kampanyekan-pengolahan-limbah-organik/

Kulifarm – Dalam rangka menumbuhkan minat masyarakat menjaga lingkungan dan mendukung pemerintah daerah, untuk mensukseskan program pemerintah menanam sayur di lahan pekarangan.

Kuli farm bersama Balai Penyulu Pertanian (BPP) Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, membagikan pupuk kompos secara gratis kepada ibu-ibu PKK yang ada di kecamatan Maluk.

Ketua KuliFarm Alimuddin mengungkapkan, pupuk kompos yang dibagikan kepada ibu-ibu PKK di Kecamatan Maluk tersebut merupakan produksi dari rumah kompos yang dimiliki KuliFarm.

“Banyak stok kompos yang ada di rumah kompos kuli farm, kebetulan Balai Penyulu Pertanian (BPP) Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat membagikan bibit tanaman kita ikut bagikan pupuk sebagai bentuk untuk mendukung program pemerintah,” ungkap Alimuddin di selah-selah kegiatan, Kamis 03 Februari 2022.

Dengan membagikan kompos, kata Ali, diharapkan bisa membantu PKK untuk menanam sayur mayur yang ada dihalaman pekarangan rumah dan mewujudkan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) baik dalam ketahanan pangan.

Sekertaris Camat Maluk bersama Ketua Kulifarm

“Kita bagikan pupuk kompos tersebut agar sayur mayur nantinya bisa lebih subur lagi,” jelasnya.

Lanjudnya, kegiatan bagi pupuk kompos tersebut sebagai bentuk partisipasi kuli farm dalam masalah penanganan sampah khususnya sampah organik di bidang peternakan.

“Sampah ini menjadi masalah bukan hanya di kandang kuli farm saja, tapi di kota-kota besarnya di dunia. Dengan membagikan pupuk kompos hasil produksi rumah kompos ini merupakan upaya penanganan sampah atau limbah ternak dan pelestarian lingkungan hidup,” tutupnya.